Kamis, 13 Juni 2013

TUGAS PKN SOFTKILL - PEMBINAAN KEBANGSAAN



PEMBINAAN KEBANGSAAN INDONESIA

            Tiap-tiap negara, pasti memiliki karakteristik yang membuatnya berbeda dengan bangsa lainnya. Tidak peduli betapa dekat jarak antar negara tersebut, atau betapa eratnya hubungan kedua negara yang terbentuk dari sejarah di masa lalu, pasti semuanya, akan memiliki karakterikstik yang dapat membedakannya dengan bangsa lain. Negara-negara, bisa kita ibaratkan sebagai individu, namun individu yang dibentuk karena adanya rasa persatuan, persaudaraan, wilayah yang dikuasai, juga pemerintah yang bertugas mengatur segala urusan kenegaraan. Seperti yang selama ini selalu kita ketahui, individu satu akan berbeda dengan individu lainnya, entah dari segi ketampakan fisik, jalan pikiran, kesukaan, atau hal bersifat pribadi dan identik lainnya, begitu pun dengan negara, yang merupakan “individu”.

            Lalu, apa pentingnya pembinaan kebangsaan?

            Manusia haruslah memiliki karakter yang kuat, baru ia akan bisa bertahan di arus kehidupan yang derasnya tak bisa disaingi oleh aliran sungai di musim hujan. Kita bisa ibaratkan, negara pun adalah “manusia”. Membutuhkan karakter kuat. Penumbuhan karakter tersebut tentunya harus difasilitasi oleh suatu kegiatan pembinaan kebangsaan Indonesia. Pembinaan kebangsaan Indonesia, secara sederhana, adalah suatu kegiatan pengusahaan, pelatihan, juga proses pemupukan kesadaran berkebangsaan, yang bertujuan untuk menguatkan rasa cinta tanah air pada tiap insan nusantara. Sehingga kedudukan bangsa di mata dunia dapat dikokohkan, dengan rakyatnya yang memiliki rasa kebangsaan yang tinggi. Semakin rakyat cinta pada bangsanya, maka akan semakin besar pulalah peluang untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang berkarakter kuat, kokoh, dan harmonis.

PAHAM KEBANGSAAN, RASA KEBANGSAAN, DAN SEMANGAT KEBANGSAAN.

v  PAHAM KEBANGSAAN

Apapun cita-cita seseorang atau bahkan suatu negara, pastilah hanya akan bisa terwujud apabila kita benar-benar mengenali atau memahami diri kita sendiri. Paham kebangsaan di sini, merupakan pengertian yang paling mendasar bagi suatu negara untuk mewujudkan cita-citanya. Sebagai masyarakat, kita harus memahami dulu apa dan bagaimana sifat dasar dari negara ini, baru bisa kita berusaha untuk bersama-sama mewujudkan impian bangsa. Lalu jika seperti itu, bagaimanakah caranya agar kita bisa memahami bangsa ini?
Yaitu dengan melakukan pembinaan kebangsaan. Pembinaan tersebut, sebenarnya, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tak harus melulu di instansi pendidikan yang formal. Contoh pembinaan pemahaman kebangsaan yang non-formal misalnya dilakukan melalui didikan keluarga, media massa, dll. Namun tak bisa kita pungkiri bahwa proses pemahaman yang paling efektif adalah melalui pendidikan formal. Yaitu dengan memberikan siswa materi Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Pancasila, dan ilmu yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter bangsa lainnya.
Sekali lagi kita tekankan, Paham kebangsaan merupakan hal paling mendasar bagi suatu negara untuk mewujudkan cita-citanya, tanpa adanya pemahaman, maka cita-cita tersebut hanyalah akan menjadi angan-angan belaka.
v  RASA KEBANGSAAN
Pernahkan Anda merasakan pahitnya hati ketika kebudayaan bangsa kita diklaim oleh bangsa lain?
Jika pernah, maka berilah tepuk tangan untuk diri Anda sendiri, karena Anda masih memiliki rasa kebangsaan. Rasa kebangsaan itu, jika ditilik dengan nalar, merupakan suatu rasa memiliki bangsa tersebut. Hal itu tercermin dari sikap masyarakat, mau pun reaksi masyarakat kepada berbagai hal, baik positif mau pun negatif, yang terjadi di negara ini. Reaksi pada hal positif misalnya adanya perasaan bangga ketika ada prestasi yang dapat mengharumkan nama bangsa, juga memberikan penghargaan tertinggi kepada para pahlawan nama baik tersebut. Sedangkan reaksi akan hal negatifnya adalah penolakan masyarakat pada kegiatan yang dapat menghancurkan kesatuan bangsa, apa pun itu bentuknya. Sehingga semakin tinggi rasa kebangsaan yang ada dalam dada masyarakat, kemajuan bangsa pun tak hanya akan menjadi mimpi di siang bolong lagi. Rasa kebangsaan = Penting.
v  SEMANGAT KEBANGSAAN
Satu lagi yang menjadi unsur penting dalam usaha mewujudkan cita-cita bangsa. Jika kita memiliki pemahaman juga perasaan memiliki yang kuat pada suatu bangsa, namun tak memiliki semangat yang kuat pula, maka jangan harap cita-cita tersebut bisa terwujud. Semangat kebangsaan memiliki andil yang sangat besar dalam upaya penyatuan antara paham kebangsaan, rasa kebangsaan, juga nasionalisme.

WAWASAN KEBANGSAAN

Apa sih pengertian dari wawasan kebangsaan?
Wawasan kebangsaan merupakan sebuah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan atau yang bisa juga disebut sebagai wawasan nasional Indonesia, merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.Wawasan kebangsaan Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berdasarkan falsafah pancasila dan oleh pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia.

WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara, menurut ketetapan MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah sebagai berikut:
Wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Sedangkan Menurut Prof. Dr. Wan Usma (Ketua Program S-2 PKN – UI) :
“Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.” (hal tersebut disampaikan beliau saat lokakarya wawasan nusantara dan ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa wawasan nusantara merupakan geo-politik Indonesia.

PERAN MAHASISWA SEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSA DALAM UPAYA MENANGGULANGI KONDISI NEGARA

Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Maka tak heran jika selama ini pembinaan dini untuk menjadi tulang punggung masa depan bangsa selalu dilakukan dengan gencar. Mengapa mahasiswa yang menjadi harapan? Karena mahasiswa memiliki pemikiran yang masih segar, dan tidak banyak dicemari oleh pahitnya kenyataan hidup yang banyak ditemui para pendahulunya di negara ini. Mahasiswa belum terkontaminasi oleh kejamnya kekuasaan, harta, tahta, juga ketamakan yang sebenarnya merupakan sifat dasar manusia. Mahasiswa masih memiliki keberanian dalam menyuarakan pikirannya yang kritis, demi kebaikan bangsa. Sehingga apabila pembinaan kebangsaan yang ditujukan pada mahasiswa berjalan dengan anggun dan selaras, maka yang dapat kita lihat adalah cerahnya masa depan bangsa, yang percaya diri dalam melangkahkan kakinya, ke depan kakinya yang lain.
Sedangkan, peran mahasiswa adalah sebagai penggerak, pelopor, pendobrak, juga pembaharu. Dalam hal apa? Tentu saja dalam mewujudkan Indonesia yang lebih merdeka daripada saat ini yang statusnya masih “mengaku” merdeka.

MAHASISWA, ANARKISME, DAN HAL-HAL NEGATIF LAINNYA

Dewasa ini, kita sering disuguhi berita mengenai kasus anarkisme yang dilakukan oleh mahasiswa, seperti demonstrasi yang tidak memerhatikan etika, juga tawuran antar mahasiswa. Kasus-kasus memprihatinkan lainnya seperti perjudian dan narkoba di antara mahasiswa juga banyak kita dengar dari media. Kenapa hal itu bisa terjadi? Mungkin jawabannya adalah karena kurangnya kreatifitas mahasiswa dalam menyalurkan aspirasinya, sehingga ia merasa dengan cara kekerasanlah aspirasinya dapat didengar. Padahal hal itu sangatlah salah, dibandingkan dengan alternatif-alternatif yang kini banyak bermunculan dalam menyalurkan aspirasi, atau mungkin hasrat terdalam dari mahasiswa itu sendiri.
Cara-cara untuk mengatasi perilaku menyimpang tersebut adalah dengan merangkul mahasiwa yang sekiranya masih memiliki kecenderungan pada kekerasan, untuk mengikuti kegiatan positif seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiwa), BEM, atau bagi yang memiliki kelebihan di bidang akademik, bisa mendaftarkan dirinya menjadi asisten dosen atau asisten laboratorium di kampusnya. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka kecil kemungkinan untuk terjadi lagi tindakan anarkis yang dikhawatirkan selama ini. Namun tetap dengan catatan, unit kegiatan yang bertugas mewadahi mahasiswa itu juga tidak boleh keluar jalur. Berbagai tindakan provokator yang membahayakan juga jangan sampai tercium bahkan terdengar dari dalam tubuh unit kegiatan tersebut. Menggebrak semangat mahasiswa tentunya diperbolehkan, namun tidak dengan niat memprovokasi. Karena berbagai tindakan anarkis yang selama ini terjadi tak akan pernah lepas kaitannya dengan peran jahat para provokator yang menghasut pikiran mahasiswa. Sebaiknya orang-orang yang merasa, atau sedang melakukan kegiatan provokasi, segera sadar kalau kelakuannya itu sangat merugikan kesatuan bangsa. Mahasiswa yang terprovokasi itu sama berbahayanya dengan menyalakan api di atas tumpahan minyak.