Minggu, 23 Maret 2014

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2 - BERPIKIR DAN BERNALAR



I. Pendahuluan

            Sekilas, jika kita menemukan istilah berpikir dan bernalar, secara mentah kemungkinan kita akan menganggap bahwa definisi dari keduanya adalah sama. Padahal jika kita telusur lebih jauh, kegiatan berpikir dan bernalar adalah berbeda. Walau keduanya sama-sama kegiatan yang menggunakan otak sebagai alat proses, namun menganggap dan memutuskan bahwa kegiatan berpikir dan bernalar adalah sama, rasanya masih kurang tepat. Kurang tepat seperti saat kita beranggapan bahwa kegiatan makan dan minum adalah sama. Padahal belum bisa dikatakan sama karena masih terdapat perbedaan mendasar yang bisa menjadi pembeda dari dua kegiatan yang memiliki hubungan erat satu sama lain tersebut.

II. Berpikir dan Bernalar

            Menurut Sudarminta, bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya sudah diketahui. Bernalar dapat mengambil bentuk induktif, deduktif, dan abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku umum dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus. Penalaran deduktif meliputi penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku umum. Sedangkan penalaran abduktif (sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Charles S. Pierce) merupakan suatu penalaran yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
            Kegiatan bernalar merupakan aspek yang penting dalam berpikir. Akan tetapi, dengan menyamakan antara kegiatan berpikir dan bernalar, menurut Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik atau pengetahuan yang dihasilkan pasti bernilai benar. Walaupun penalarannya sudah sesuai dengan asas-asas logika, kesimpulan yang ditarik bisa saja salah disebabkan adanya kesalahan pula dalam premis-premis yang diambil sebagai dasar penarikan kesimpulan.
            Dalam bernalar, belumlah ada istilah benar dan salah, melainkan hanya betul atau keliru, sahih atau tidak sahih. Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika atau hukum penalaran. Tetapi jika kegiatan berpikir dimengerti secara luas dan menyeluruh, mulai dari penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan,  dapat saja kita bicara tentang benar-salah dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar.
            Kegiatan bernalar meliputi beberapa tahapan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·         Mengerti: tahap ketika seseorang memahami segala aspek dari objek yang diamati.
·         Memutuskan: menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada (hipotesis nol).
·         Menyimpulkan: memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada diuji kembali kebenarannya.

III. Kesimpulan 

           Dari penjabaran yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat kita simpulkan, perbedaan berpikir dan bernalar adalah jika berpikir merupakan proses menelaah sesuatu hal yang cakupannya luas, sedangkan bernalar harus melalui beberapa tahapan.

Sumber: