I. Pendahuluan
Sekilas, jika kita menemukan istilah
berpikir dan bernalar, secara mentah kemungkinan kita akan menganggap bahwa
definisi dari keduanya adalah sama. Padahal jika kita telusur lebih jauh,
kegiatan berpikir dan bernalar adalah berbeda. Walau keduanya sama-sama
kegiatan yang menggunakan otak sebagai alat proses, namun menganggap dan
memutuskan bahwa kegiatan berpikir dan bernalar adalah sama, rasanya masih
kurang tepat. Kurang tepat seperti saat kita beranggapan bahwa kegiatan makan
dan minum adalah sama. Padahal belum bisa dikatakan sama karena masih terdapat
perbedaan mendasar yang bisa menjadi pembeda dari dua kegiatan yang memiliki
hubungan erat satu sama lain tersebut.
II. Berpikir dan Bernalar
Menurut Sudarminta, bernalar adalah
kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang sebelumnya
sudah diketahui. Bernalar dapat mengambil bentuk induktif, deduktif, dan
abduktif. Penalaran induktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang berlaku
umum dari rangkaian kejadian yang bersifat khusus. Penalaran deduktif meliputi
penarikan kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku
umum. Sedangkan penalaran abduktif (sebuah istilah yang diperkenalkan oleh
Charles S. Pierce) merupakan suatu penalaran yang terjadi dalam merumuskan
suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih
peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
Kegiatan bernalar merupakan aspek
yang penting dalam berpikir. Akan tetapi, dengan menyamakan antara kegiatan berpikir
dan bernalar, menurut Sudarminta, merupakan suatu penyempitan konsep berpikir. Penalaran
sebagai kegiatan berpikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan yang ditarik
atau pengetahuan yang dihasilkan pasti bernilai benar. Walaupun penalarannya
sudah sesuai dengan asas-asas logika, kesimpulan yang ditarik bisa saja salah
disebabkan adanya kesalahan pula dalam premis-premis yang diambil sebagai dasar
penarikan kesimpulan.
Dalam bernalar, belumlah ada istilah
benar dan salah, melainkan hanya betul atau keliru, sahih atau tidak sahih.
Tolak ukur penilaiannya adalah asas-asas logika atau hukum penalaran. Tetapi
jika kegiatan berpikir dimengerti secara luas dan menyeluruh, mulai dari
penerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang
diperoleh, serta berakhir dengan penegasan putusan, dapat saja kita bicara tentang benar-salah
dalam berpikir. Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam
kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar.
Kegiatan bernalar meliputi beberapa
tahapan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
·
Mengerti: tahap ketika seseorang memahami
segala aspek dari objek yang diamati.
·
Memutuskan: menetapkan kesimpulan sementara
berdasarkan fakta-fakta yang ada (hipotesis nol).
·
Menyimpulkan: memberikan kesimpulan yang
pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada diuji kembali
kebenarannya.
III. Kesimpulan
Dari
penjabaran yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat kita simpulkan, perbedaan
berpikir dan bernalar adalah jika berpikir merupakan proses menelaah sesuatu
hal yang cakupannya luas, sedangkan bernalar harus melalui beberapa tahapan.
Sumber: