Minggu, 10 November 2013

TIPS MENJADI TUTOR YANG BAIK

Bagi mahasiswa Universitas Gunadarma, mungkin sudah tidak asing lagi dengan sebutan “aslab” atau asisten laboratorium, karena sejak semester 1 sampai akhir tidak pernah lepas dari hal yang bernama “Praktikum”. Di setiap kegiatan praktikum, tentunya ada tutor yang bertugas membantu praktikan untuk memahami materi praktikum tersebut. Namun tidak semua tutor berhasil menyampaikan materinya dengan baik. Berikut adalah tips berdasarkan pengalaman dari senior-senior di Lab yang mudah-mudahan dapat digunakan sebagai pelajaran :
·         Menguasai materi praktikum.
·         Harus memiliki suara yang lantang dan jelas agar praktikan bisa mendengarkan penjelasan tutor.
·         Harus memiliki cara berbicara yang dapat mengambil perhatian praktikan, misalnya dengan dibantu oleh gerak tubuh agar lebih menarik perhatian. Dalam artian yang berbicara tak hanya mulut, melainkan anggota tubuh lainnya.
·         Menganggap praktikan sebagai teman agar tidak tegang pada saat tutorial.
·         Selalu bersikap tenang, tidak mudah terpancing emosi apabila ruangan lab menjadi berisik karena praktikan yang mengobrol, dan berusaha sebisa mungkin mengambil perhatian mereka kembali.
·         Jangan pernah sekalipun menunjukkan kelemahan kita dengan memasang wajah kebingungan ketika mendapat pertanyaan dari praktikan.
·         Harus selalu bersikap sopan dan berwibawa.
·         Tidak mudah terpancing untuk menunjukkan kelemahan di depan praktikan.
·         Harus sabar.
·         Harus selalu berkepala dingin.

Mungkin itu saja tips-tips yang bisa saya share pada tulisan kali ini. Untuk tambahan tips lainnya mungkin bisa Anda kondisikan sesuai dengan kenyataan di lab Anda. Untuk segala kekurangan yang ada, saya ucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat J  

Pahlawanku, siapakah itu?

 Jika sudah memasuki bulan november seperti ini, momen terdekat yang biasanya terpatri dalam pikiran kita adalah hari pahlawan di tanggal sepuluh november. Di televisi juga pastinya berbagai program yang berhubungan dengan kepahlawanan akan ramai untuk disuguhkan untuk merayakan hari spesial itu. Namun apabila kita tilik kembali, sebenarnya apa itu arti hari pahlawan? Silakan Anda jawab sendiri J
Pahlawan. Jika kita mendengar kata itu, mungkin yang pertama kali muncul dalam pikiran kita adalah para pejuang kemerdekaan yang telah gugur demi merebut kebebasan bangsa dari penjajah. Dengan gagah berani menumpahkan keringat dan darahnya, tanpa kenal menyerah. Meninggalkan ego yang selalu menjerit untuk berlari mundur saja menjauhi barisan, dan menyelamatkan diri sendiri agar bisa aman dan bertahan hidup. Sungguh mengaharukan semangat yang berada pada diri pahlawan-pahlawan kemerdekaan kita dahulu.
Namun, apakah yang dimaksud pahlawan hanya itu? Bagaimana menurut Anda? Menurut saya tidak. Bukan hanya itu arti pahlawan bagi diri saya.
Menurut saya, pahlawan merupakan orang-orang yang pernah berjasa kepada kita. Baik jasa yang besar, atau hanya jasa yang sangat kecil sekalipun. Menurut saya, tiap petugas kebersihan itu adalah pahlawan, karena jika tak ada mereka, maka siapa lagi yang dengan penuh kesadaran mau untuk menjaga kebersihan? Begitu juga dengan semua orang yang memiliki pengalaman pernah membantu orang lain. Namun, pahlawan sejati yang kemungkinan sering kita lupakan jasanya adalah orang tua. Sejak mulai kita masih di kandungan, mereka sudah dengan begitu sayangnya menjaga dan mempersiapkan segalanya demi kelancaran persalinan. Ketika kita sudah lahir, kasih sayang mereka semakin bertambah. Siang malam menjaga kita agar tidak sakit, mencukupi kebutuhan kita, mendidik kita, dan rela berkorban demi kebahagiaan kita. Jika ingin membahas jasa orang tua, tentunya tidak akan pernah bisa dihitung, walau dengan menggunakan rumus matematika yang paling rumit sekali pun. Jasa orang tua adalah sepanjang masa. Orang tua, adalah PAHLAWANKU.

Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin menemukan siapakah pahlawannya sebenarnya J

PEMBELIAN

A. Proses Keputusan Pembelian
Seorang konsumen, pasti memiliki hal-hal yang mempengaruhinya dalam keputusan pembelian. Misalnya oleh ciri-ciri kepribadiannya, pekerjaan, kondisi ekonomi, bahkan termasuk usianya. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler (1997), ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, antara lain :
·         Pengenalan masalah
Pengenalan masalah merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengidentifikasi suatu masalah atau kebutuhannya yang perlu dibeli. Jadi maksudnya, sebelum kita memutuskan untuk membeli suatu produk, pertama-pertama kita harus mengetahui dulu kebutuhan kita. Jika kita lapar, maka yang seharusnya kita beli adalah makanan, begitu juga apabila kita ingin sekolah, maka yang dibutuhkan adalah seragam, tas, sepatu dll, itu contoh sederhananya.
·         Pencarian informasi
Seseorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
·         Evaluasi alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadao produk yang akan dibelinya.
·         Keputusan pembeli
Setelah konsumen memiliki evaluasi alternatif, maka ia akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merk diantara beberapa merk yang tersedia.
·         Evaluasi setelah pembelian
Proses evaluasi yang dilakukan oleh konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut pun konsumen akan mengevaluasi apakah produk tersebut sudah sesuai harapannya atau belum. Apabila sudah memuaskan, maka permintaan akan produk tersebut akan ditingkatkan, sebaliknya jika tidak sesuai harapan, maka lebih baik mencari produk lain yang lebih baik.
B. Memilih Alternatif Terbaik
Pada saat proses pengambilan keputusan, pastinya konsumen memiliki alternatif-alternatif yang digunakan sebagai pertimbangan. Dari alternatif-alternatif tersebutlah kita bisa memilih mana yang terbaik. Pemilihan itu bisa berdasarkan pada kriteria tertentu, juga melalui kompromi atau dengan tekanan. Alternatif di sini menurut saya, adalah yang paling optimal, baik kegunaan maupun harga yang ditawarkan dalam produk alternatif tersebut.
C. Memilih Sumber-Sumber Pembelian

Dalam pemilihan sumber-sumber pembelian dapat bersifat aktif atau pasif, juga internal atau eksternal. Pemilihan sumber yang bersifat aktif dapat berupa survei atau kunjungan langsung ke beberapa toko untuk membuat berbagai perbandingan seperti harga dan kualitas produknya. Sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca media cetak seperti koran, majalah dan tabloid, atau pun bisa juga dari media elektronik yang memiliki fungsi serupa media cetak. Pencarian informasi pasif tersebut biasanya tanpa mempunyai tujuan khusus mengenai gambaran produk yang diincar. Pencarian informasi internal tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari orang-peronganan, sedangkan informasi eksternal berasal dari media massa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Sebagai konsumen yang cerdas, hal yang pastinya dilakukan sebelum melakukan pembelian tentunya adalah memikirkan berbagai pilihan lain yang tersedia. Konsumen harus mengevaluasi alternatif sebelum melakukan pembelian. Dengan pertimbangan ini berarti mereka sedang meneliti atribut-atribut yang terdapat pada suatu produk, dan menilai atribut mana yang lebih penting untuk digunakan sebagai dasar keputusan memilih produk. Kriteria evaluasi berisikan hal-hal tertentu yang digunakan dalam alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif ini dapat berupa dalam berbagai bentuk, misalnya dalam pembelian tas, seorang konsumen kemungkinan akan mempertimbangkan kualitas bahan, harga, merk, perancang, desain, negara asal dan juga hal yang bersifat hedonik seperti gengsi, kesenangan dan lain-lain. Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :
1.      Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif sebelum pembelian. Konsumen biasanya akan memilih barang dengan harga yang murah untuk suatu produk yang ia ketahui spesifik atau detailnya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk, maka harga merupakan indikator kualitasnya. Oleh karena itu, dalam menentukan harga hendaknya disesuaikan kembali dengan kualitas dari produk tersebut.
2.      Merk
Jika kita perhatikan kembali kebiasaan diri kita sendiri pada saat ingin memilih barang, mungkin kita pernah membeli barang hanya karena melihat merknya saja. Seperti misalnya, kita ingin membeli minuman air mineral, merk yang sudah kita percayai misalnya merk “AQ” karena sudah terbukti kualitas dan kebersihannya, maka bisa dibilang merk merupakan pengganti dari mutu produk. Ketika konsumen sulit untuk menilai kriteria produk, kepercayaan pada merk lama yang sudah memiliki kesan atau reputasi baik bisa digunakan untuk mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.      Negara asal
Negara asal barang diproduksi merupakan pertimbangan penting yang biasanya berada di pikiran para konsumen. Negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Misalnya, konsumen sudah tidak ragu lagi dengan mobil buatan Amerika, sementara itu nampaknya produk elektronik buatan Jepang memiliki kualitas yang lebih unggul daripada buatan negara lain.
Itulah sebagian dari kriteria-kriteria umum yang bisa dijadikan bahan evaluasi sebelum melakukan pembelian. Jadi intinya, konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.