TUGAS SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN – KEPRIBADIAN, NILAI,
DAN GAYA HIDUP
A. KEPRIBADIAN
Kepribadian
merupakan watak seseorang/individu yang mendasari perilakunya sehari-harinya.
Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas
dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi kepribadian hanya dapat berkembang jika
adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah
faktor biologis dan psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi,
dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin
saja konsep diri aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya)
berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia
menganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
DEFINIS
KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI
·
Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku
dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi
dengan serangkaian instruksi.
·
M.A.W. Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku
sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan keinginan, opini, dan sikap-sikap
seseorang.
·
Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan
dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
·
Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi
sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
·
Gordon W. Allport
Kepribadian adalah suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku.
FAKTOR-FAKTOR
PENENTU KEPRIBADIAN
·
Faktor keturunan (seperti: tinggi badan, fisik, bentuk
wajah, temperamen, dan lain-lain).
·
Lingkung (seperti:
budaya yang membentuk norma, sikap dan nilai yang diwariskan dari generasi satu
ke generasi selanjutnya.
B.
NILAI
Apa sih yang dimaksud nilai itu?
Maksudnya nilai seratus di ujian tengah semester?
Nilai
merupakan sesuatu yang memiliki harga, mutu, kualitas, dan manfaat/guna
tertentu bagi manusia. Sesuatu yang bernilai, berarti sesuatu itu berharga dan
berguna bagi kehidupan manusia. Nilai atau biasa disebut value, adalah suatu kata sifat yang selalu terkait dengan benda,
barang, orang, atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut, karena hanya
bisa dipahami jika dikaitkan dengan hal-hal yang telah disebutkan tadi. Pengaitan
nilai dengan hal-hal tertetu itulah yang menjadikan benda atau hal-hal tertentu
lainnya dianggap memiliki makna. Seperti contohnya wajan/penggorengan, benda
itu akan dianggap bernilai bagi ibu rumah tangga karena sangat berguna dalam
proses pembuatan makanan. Begitu juga dengan mobil, memiliki harga yang sangat
mahal karena dinilai memiliki beragam manfaat yang dapat membantu mobilitas
manusia. Dengan demikian, yang dimaksud dengan nilai adalah prinsip, atau
standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.
SIFAT-SIFAT
NILAI
Sifat-sifat
nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
·
Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan
manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindera. Hal yang dapat
diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki
kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengindera kejujuran
tersebut, melainkan hanya si objek (biasanya manusia) yang berlaku jujur.
·
Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung
harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga memiliki sifat ideal (das
sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam
bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan
berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
·
Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia
adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ketakwaan ini menjadikan
semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
MACAM-MACAM
NILAI
Dalam
filsafat, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
·
Nilai logika, seperti “benar” atau “salah”.
·
Nilai estetika, seperti “indah” atau “tidak indah”.
·
Nilai etika/moral, seperti “baik” atau “buruk”.
Berdasarkan
klasifikasi yang telah disebutkan di atas, kita bisa temukan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja untuk nilai logika, tentunya kita yang
menjadi siswa atau mahasiswa, pastinya pernah menghadapi ujian di sekolah atau
kampus, dengan cara menjawab dan menyelesaikan berbagai soal. Apabila kita
keliru dalam menjawabnya, maka kita akan dikatakan salah, dan begitupun
sebaliknya. Namun kita tidak bisa mengatakan siswa/mahasiswa itu buruk karena jawabannya
yang salah, karena buruk adalah nilai moral, sehingga tak sesuai jika kita
menyebutnya demikian. Contoh nilai estetika adalah ketika kita melihat pameran
lukisan di suatu museum, kita bisa menilai menurut subjektif kita,
lukisan-lukisan yang terpajang di sana indah atau sebaliknya. Kemudian nilai
moral, merupakan suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi
tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau
tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku
kehidupan sehari-hari.
Ada
3 macam nilai menurut Notonegoro (dalam Kaelan 2000). Ketiga nilai tersebut
adalah sebagai berikut:
·
Nilai material: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
·
Nilai vital: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
·
Nilai kerohanian: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia. Nilai rohani meliputi:
-
Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi,
cipta) manusia.
-
Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada
unsur perasaan (emosi) manusia.
-
Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur
kehendak (karsa, will) manusia.
-
Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi
dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
C.
GAYA HIDUP
Gaya
hidup menurut Kotler (2002, hlm 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut
Susanto (dalam Nugrahani, 2003), gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan
ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam
gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang, misalnya gaya hidup hedonis,
metropolis, global, dan masih banyak lagi.
Sumber: